Medikacare

Sindrom Tourette - Medikacare

Sindrom Tourette - Medikacare

Sindrom Tourette adalah jenis penyakit yang ditandai dengan tic, yaitu ucapan atau gerakan berulang yang tidak terkendali. Biasanya, kondisi ini dimulai pada anak berusia 2-15 tahun dan lebih sering terjadi pada anak laki-laki.


Sindrom Tourette umumnya akan membaik seiring bertambahnya usia. Akan tetapi, penderitanya perlu menjalani pengobatan untuk mengatasi kondisi lain yang mungkin terjadi bersamaan dengan sindrom Tourette, misalnya gangguan tumbuh kembang dan ADHD.

Sindrom ini berbeda dengan latah. Latah biasanya terjadi ketika ada reaksi terkejut yang berlebihan, semenatara gejala tic pada penderita sindrom Tourette terjadi secara spontan.

Penyebab Sindrom Tourette

Hingga kini penyebab sindrom Tourette masih belum diketahui secara pasti. Namun, sindrom Tourette diduga berkaitan dengan beberapa kondisi berikut ini:

a. Kelainan gen
b. Kelainan zat kimia otak (neurotransmitter) dan struktur atau fungsi basal ganglia, yaitu bagian otak yang bertugas mengontrol gerak tubuh
c. Gangguan yang dialami ibu hamil, seperti stres selama masa kehamilan, proses persalinan yang berlangsung lama, atau bayi lahir dengan berat badan rendah

Gejala Sindrom Tourette

Gejala umum sindrom Tourette adalah gerakan yang terjadi secara berulang di luar kendali atau dikenal dengan sebutan tic. Tic dapat kelompokkan ke dalam beberapa jenis, di antaranya:

1. Motor Tics

Motor tics adalah gerakan yang sama secara berulang. Kondisi ini dapat melibatkan kelompok tertentu (simple tics), atau beberapa otot sekaligus (complex tics). Berikut adalah beberapa gerakan yang termasuk ke dalam simple motor tics:

a. Mengedipkan mata
b. Menggeleng atau menganggukkan kepala
c. Mengangkat bahu
d. Menggerak-gerakan mulut

Pada complex motor tics, penderita sindrom ini umumnya mengulang gerakan seperti:

a. Mencium atau menyentuh suatu benda
b. Meniru gerakan suatu objek
c. Memutar atau menekuk badan
d. Melangkah dalam pola tertentu
e. Melompat

2. Vocal tics

Vocal tics ditandai dengan membuat suara yang terus berulang. Sama seperti motor tics, vocal tics juga bisa terjadi dalam bentuk simple tics atau complex tics. Beberapa contoh dari simple vocal tics:

a. Batuk
b. Berdeham
c. Bersuara menyerupai hewan

Sementara, gejala yang timbul pada complex vocal tics adalah:

a. Mengulang perkataan sendiri (palilalia)
b. Mengulang perkataan orang lain (echophenomena)
c. Mengucapkan atau berkata kata kasar dan vulgar (koprolalia)

Sebelum gejala vocal tics atau motor tics muncul, penderita sindrom Tourette mungkin akan mengalami sensasi tertentu di tubuh, seperti tegang otot, gatal, kedutan, atau kesemutan. Namun, sensasi tersebut akan hilang dengan sendirinya setelah muncul tic.

Diagnosis Sindrom Tourette

Untuk mendiagnosis gejala sindrom Tourette, dokter akan bertanya seputar gejala yang muncul serta riwayat sekehatan pasien. Berikut beberapa kriteria yang digunakan untuk mendiagnosis sindrom Tourette:

a. Tic yang terjadi sebelum usia 18 tahun
b. Tic tidak disebabkan oleh zat tententu, efek samping obat-obatan, atau kondisi medis lain
c. Tic bisa dialami beberapa kali dalam sehari, hampir setiap hari atau berselang-seling, dan dapat berlangsung selama lebih dari 1 tahun
d. Penderita mengalami vocal dan motor tics walaupun tidak selalu bersamaan

Perlu diketahui bahwa gejala tic pada sindrom Tourette dapat disebabkan oleh kondisi lain. Untuk menghindari risiko tersebut, dokter akan melakukan pemeriksaan berupa tes darah, MRI, dan EEG.

Pengobatan Sindrom Tourette

Sindrom Tourette dengan gejala yang cenderung lebih ringan umumnya tidak memerlukan pengobatan. Pengobatan diberikan apabila gejala yang muncul sudah cukup parah, mengganggu aktivitas, atau membahayakan penderitanya. Berikut beberapa metode penanganan tersebut:

1. Psikoterapi

Psikoterapi atau terapi perilaku kognitif bertujuan untuk melatih kesadaran pasien sindrom Tourette agar dapat mengontrol tic. Selain itu, terapi ini dapat mengatasi kondisi lain yang berkaitan dengan sindrom Tourette, seperti ADHD dan obsessive compulsive disorder (OCD).

2. Obat-obatan

Berikut adalah jenis obat-obatan untuk meredakan gejala tic yang diresepkan oleh dokter:

a. Obat antipsikotik
b. Antidepresan
c. Suntik botulinum toxin (botox)
d. Obat antikonvulsan

3. Deep Brain Stimulation (DBS)

Deep Brain Stimulation adalah penanaman implan ke dalam otak untuk merangsang saraf pada otak dengan aliran listrik. DBS hanya disarankan pada penderita sindrom Tourette dengan gejala yang parah dan tidak bisa ditangani menggunakan terapi apapun.

Pada kasus anak dengan sindrom Tourette yang menjalani terapi DBS dapat mengalami gangguan bicara, perdarahan, bahkan mati rasa. Oleh sebab itu, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter mengenai manfaat dan risiko yang dapat terjadi akibat terapi DBS.

Dukungan untuk Penderita Sindrom Tourette

Penderita sindrom Tourette umumnya memiliki masalah ketika harus berinteraksi dengan orang lain. kondisi ini bisa mengganggu kepercayaan diri penderitanya. Akibatnya, penderita sindrom Tourette lebih rentan mengalami depresi, stres, dan penyalahgunaan NAPZA.

Jika anak Anda mengalami sindrom Tourette, ada beberapa hal yang bisa dilakukan, yaitu:

a. Usahakan untuk selalu mendapatkan informasi yang akurat mengenai sindrom Tourette.
b. Tingkatkan kepercayaan diri anak, misalnya dengan mendukung kegiatan yang ia pilih atau saat bermain dengan temannya.
c. Tempatkan anak dengan lingkungan belajar yang kecil atau les privat, agar ia bisa berkembang lebih baik.
d. Mengikuti kelompok dukungan (support group) yang sesuai dengan kebutuhan anak.

Komplikasi Sindrom Tourette

Pada sebagian kasus, penderita sindrom Tourette juga mengalami satu atau lebih dari kondisi lain. Namun, belum diketahui alasan mengapa kondisi-kondisi tersebut dapat muncul. Sejumlah kondisi tersebut, yaitu:

a. Gangguan perilaku
b. Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD), yaitu gangguan yang menyebabkan anak sulit untuk memusatkan perhatian, serta memiliki perilaku hiperaktif dan impulsif
c. Obsessive-compulsive disorder (OCD), yaitu kelainan yang membuat penderitanya melakukan tindakan secara berulang-ulang
d. Gangguan dalam mengikuti pembelajaran
e. Gangguan mood, misalnya gangguan kecemasan atau depresi

Pencegahan Sindrom Tourette

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, belum diketahui apa yang menyebabkan terjadinya sindrom Tourette. Itu sebabnya, belum ada cara yang bisa dilakukan untuk mencegah kondisi ini. Meski begitu, diagnosis dan pengobatan yang dilakukan sejak dini dapat mengurangi risiko terjadinya sindrom Tourette semakin bertambah parah.

Artikel Lain

Ikan Gabus Bisa Mempercepat Penyembuhan Luka ? - Medikacare
Ikan Gabus Bisa Mempercepat Penyembuhan Luka ? - Medikacare
Ikan Gabus Si Pemakan Segala dan dapat bernafas di Udara - Medikacare
Ikan Gabus Si Pemakan Segala dan dapat bernafas di Udara - Medikacare
Cara mengatasi hemoroid - Medikacare
Cara mengatasi hemoroid - Medikacare
Cara mengatasi infeksi luka pasca operasi caesar - Medikacare
Cara mengatasi infeksi luka pasca operasi caesar - Medikacare
No comments yet. Be the first to comment!

Format: JPG, PNG, GIF. Maksimal 2MB